# Instagram Threads vs. Twitter: Siapa Pemenangnya di Tahun 2025?
Dalam lanskap media sosial yang terus berkembang, hanya sedikit persaingan yang berhasil menarik perhatian publik seperti pertempuran antara **Instagram Threads** dan **Twitter**. Saat kita memasuki tahun 2025, kedua platform telah matang, melakukan pivot, dan berinovasi sebagai respons terhadap perubahan perilaku pengguna, tekanan regulasi, dan ekonomi kreator. Namun, platform mana yang benar-benar mendominasi di tahun 2025—dan mengapa?
Mari kita uraikan dalam tiga bagian utama:
## 🧠 Bagian 1: Evolusi Platform — Bagaimana Threads dan Twitter Sampai di Sini
### Threads: Penantang Microblogging dari Meta
Diluncurkan pada pertengahan tahun 2023 sebagai jawaban Meta terhadap dominasi Twitter, **Instagram Threads** awalnya disambut dengan skeptisisme. Kritikus menyebutnya sebagai tiruan, sementara pengguna tidak yakin bagaimana itu cocok dengan rutinitas digital mereka. Tetapi Meta bermain untuk jangka panjang. Dengan mengintegrasikan Threads dengan basis pengguna Instagram yang masif dan memanfaatkan fitur lintas platform seperti cerita bersama, DM terpadu, dan peningkatan algoritmik, Threads dengan cepat mendapatkan daya tarik.
Pada tahun 2025, Threads telah berevolusi menjadi **platform hibrida**—sebagian microblogging, sebagian pusat komunitas. Tonggak penting meliputi:
- Pengelompokan topik berbasis AI: Threads sekarang secara otomatis menyarankan komunitas berdasarkan minat pengguna, membuat penemuan menjadi mulus.
- Alat monetisasi kreator: Threads memperkenalkan pemberian tip, langganan, dan tag konten bermerek, menarik influencer dan pemimpin pemikiran.
- Dukungan identitas terdesentralisasi: Dengan meningkatnya permintaan akan privasi data, Threads sekarang mendukung interoperabilitas dengan protokol sosial terdesentralisasi seperti ActivityPub.
### Twitter: Penemuan Kembali atau Regresi?
Perjalanan Twitter lebih bergejolak. Setelah akuisisi dan perubahan nama menjadi **X**, platform ini mengalami perubahan radikal: verifikasi berbayar, linimasa algoritmik, dan dorongan untuk menjadi “aplikasi segalanya”. Sementara beberapa pengguna merangkul perubahan tersebut, yang lain merasa terasingkan oleh hilangnya etos asli Twitter—wacana terbuka dan berita waktu nyata.
Pada tahun 2025, Twitter (atau X) telah menetap menjadi **platform multi-tujuan** dengan fitur-fitur seperti:
- Konten dan video berdurasi panjang: Bersaing dengan Substack dan YouTube, Twitter sekarang mendukung artikel lengkap dan video yang dimonetisasi.
- Integrasi layanan keuangan: Pengguna dapat mengirim pembayaran, berinvestasi dalam crypto, dan mengakses alat perbankan langsung di dalam aplikasi.
- Moderasi AI dan umpan cerdas: AI Twitter mengkurasi umpan berdasarkan analisis sentimen yang bernuansa, mengurangi toksisitas dan meningkatkan keterlibatan.
Terlepas dari inovasi ini, basis pengguna Twitter telah terfragmentasi, dengan jurnalis, penggemar crypto, dan pengguna warisan membentuk silo yang berbeda.
## 📊 Bagian 2: Pengalaman Pengguna, Keterlibatan, dan Budaya
### Threads: Berbasis Komunitas dan Ramah Kreator
Threads telah condong ke **keterlibatan positif**. Algoritmanya memprioritaskan percakapan yang konstruktif, dan alat moderasi dibangun untuk memberdayakan pengguna. Suasananya lebih santai, sering digambarkan sebagai “bagian komentar Instagram bertemu dengan komunitas khusus Reddit.”
Kekuatan utama di tahun 2025:
- Tingkat keterlibatan tinggi: Posting Threads melihat interaksi 30–50% lebih banyak daripada tweet yang setara, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial.
- Integrasi visual: Threads mendukung media kaya, termasuk carousel, polling, dan video pendek, menjadikannya ideal untuk kreator.
- Jangkauan global: Dengan infrastruktur Meta, Threads telah menembus pasar seperti Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika lebih dalam daripada Twitter.
Namun, Threads masih berjuang dengan **viralitas waktu nyata**. Berita terbaru dan topik yang sedang tren seringkali tertinggal dari kecepatan Twitter.
### Twitter: Cepat, Terpecah, dan Sangat Berpendapat
Twitter tetap menjadi tujuan utama untuk **wacana waktu nyata**. Entah itu debat politik, komentar olahraga, atau perang meme, budaya Twitter tumbuh subur pada kecepatan dan intensitas.
Kekuatan di tahun 2025:
- Berita dan acara langsung: Jurnalis dan media outlet masih lebih menyukai Twitter untuk liputan dan komentar.
- Ekosistem API terbuka: Pengembang terus membangun bot, dasbor, dan alat analitik di sekitar data Twitter.
- Pengaruh warisan: Terlepas dari perubahannya, Twitter mempertahankan cachet budaya di antara akademisi, aktivis, dan komunitas khusus.
Namun, kelemahan Twitter sangat mencolok:
- Toksisitas dan polarisasi: Terlepas dari moderasi AI, ruang gema dan pelecehan tetap ada.
- Monetisasi kreator: Alat Twitter tertinggal di belakang Threads, membuatnya kurang menarik bagi influencer dan pendidik.
- Adopsi global: Pertumbuhan Twitter telah stagnan di pasar negara berkembang karena infrastruktur dan persaingan.
## 🏆 Bagian 3: Putusan — Siapa Pemenangnya di Tahun 2025?
### Metrik Yang Penting
Mari kita bandingkan Threads dan Twitter di seluruh dimensi utama:
Metrik | Instagram Threads | Twitter (X) |
---|---|---|
Pengguna Aktif Bulanan | 800Jt+ | 450Jt+ |
Tingkat Keterlibatan | Lebih Tinggi (visual-pertama) | Lebih Rendah (berbasis teks) |
Alat Monetisasi | Canggih & kreator-pertama | Dasar & berbasis iklan |
Berita & Waktu Nyata | Sedang | Kuat |
Jangkauan Global | Berkembang pesat | Stagnan |
Tingkat Toksisitas | Lebih Rendah | Lebih Tinggi |
### Pemenangnya?
**Instagram Threads** merebut mahkota pada tahun 2025—untuk saat ini.
Integrasinya dengan ekosistem Meta, fokus pada alat kreator, dan budaya berbasis komunitas menjadikannya platform yang lebih **berkelanjutan dan terukur**. Sementara Twitter masih mendominasi dalam berita waktu nyata dan pengaruh warisan, basis penggunanya yang terfragmentasi dan inovasi yang lebih lambat dalam monetisasi kreator menahannya.
Konon, perlombaan belum berakhir. Pivot Twitter ke layanan keuangan dan konten berdurasi panjang dapat membentuk kembali masa depannya. Dan Threads harus terus meningkatkan kemampuan waktu nyatanya untuk benar-benar menggulingkan Twitter.
## Pemikiran Akhir
Pada tahun 2025, pertempuran antara Threads dan Twitter mencerminkan pergeseran yang lebih luas dalam media sosial: dari wacana terbuka ke komunitas yang dikurasi, dari teks ke multimedia, dan dari pengguliran pasif ke kreasi aktif. Pemenangnya bukan hanya platform dengan pengguna terbanyak—tetapi platform yang memberdayakan orang untuk terhubung, berkreasi, dan berkembang.
Baik Anda seorang kreator, pemasar, atau pengguna biasa, memahami dinamika ini akan membantu Anda memilih di mana Anda ingin menginvestasikan waktu dan suara Anda. Dan siapa tahu? Pada tahun 2026, kita mungkin membandingkan Threads dengan sesuatu yang sama sekali baru.