Dark Light
Influencer

 

🌊 Akhir dari Era Influencer?

5 Kebenaran Bisnis dari Komsan Lee yang Harus Diketahui Setiap Merek Sebelum Terlambat

Di dunia saat ini, Pemasaran Influencer dan Live Commerce telah menjadi kata kunci yang paling kuat di industri pemasaran. Banyak yang melihatnya sebagai “lifeline” pamungkas dan formula yang sangat diperlukan untuk kesuksesan bisnis. Dari startup kecil hingga merek raksasa, semua orang menginvestasikan anggaran besar untuk bersaing mendapatkan perhatian melalui influencer online.

Tetapi bagaimana jika ide ini akan menjadi usang hanya dalam beberapa tahun?

Di panggung di The Secret Sauce, Komsan Lee, pendiri Flash Express, tidak hanya berbagi “trend”—dia menyampaikan sebuah nubuat:
👉 5 kebenaran bisnis yang selamanya akan membentuk kembali lanskap pemasaran.
Dan inilah hal-hal yang harus diketahui setiap pembangun merek—sebelum pesaing Anda mengetahuinya.


⚡ Gelombang Kejut Pertama: Kekuatan Diam-Diam Telah Bergeser

Komsan mengungkapkan fakta yang mengejutkan: dominasi Social Commerce telah menyusut menjadi hanya 15%, sementara Platform Marketplace sekarang mengendalikan 85% yang sangat besar. Ini adalah bom waktu yang menandakan transformasi besar di masa depan.


1️⃣ Hari-Hari Terakhir dari “Middleman”: AI Akan Merebut Tahta dari Influencer 🤖

Zaman keemasan Influencer dan KOL (Key Opinion Leader) sudah berakhir di Cina. Gelombang berikutnya sudah jelas: AI akan menjalankan permainan.

Dalam 2–3 tahun ke depan, alat AI akan memungkinkan merek untuk menjangkau konsumen secara langsung—membuat influencer semakin tidak relevan. Ini bukan hanya perubahan teknologi; ini adalah pergeseran kekuatan kembali ke platform dan pemilik merek.

💡 Uang yang dulu dihabiskan untuk influencer akan dialihkan untuk membangun aset digital Anda sendiri.

“We’re like monkeys on stage, earning less and less… until one day, we’re worthless. Because the stage isn’t ours. The audience isn’t addicted to the monkey—they’re addicted to the stage.”


2️⃣ Berhenti Memancing di Kolam Orang Lain 🎣 → Bangun Kerajaan Anda Sendiri 👑

Jika platform memiliki kolam, dan influencer kehilangan makna, bagaimana merek dapat bertahan?

Jawaban Komsan: berhenti menjadi pemburu, jadilah petani.

Dia menjelaskan 3 era bisnis:

  • Era 1 (Memancing): Merek mengejar pelanggan di media sosial yang ramai.
  • Era 2 (Ikan Pinjaman): Influencer membangun kolam pengikut mereka sendiri.
  • Era 3 (Bertani Ikan): Kolam umum mengering. Satu-satunya cara untuk maju adalah dengan membangun kolam Anda sendiri—merek yang kuat dengan basis pelanggan yang loyal.

“In Era 3, the pond will dry, the fish will vanish. You must raise your own fish to survive.”


3️⃣ Gelombang Raksasa dari Cina 🌏: Jadilah Jembatan, Bukan Tembok 🌉

Merek-merek Cina akan datang—ini bukan “if,” tetapi kapan. Dengan pasar domestik Cina yang jenuh dan ketegangan dengan Barat, Asia Tenggara adalah target utama mereka.

Alih-alih takut pada mereka, Komsan mendesak kita untuk menjadi jembatan.

Dia mendirikan Mad Unicorn 🦄 untuk membawa merek-merek Cina yang kuat seperti CHAGEE, tetapi dengan satu aturan ketat:

“We must hold more than 51% of the shares. The day I lose independencethe day you can’t trust me.”

Ini bukan penyerahan—ini adalah kontrol strategis. Dengan menetapkan persyaratan, Thailand dapat menyerap pengetahuan, membangun pusat R&D, dan menambah nilai pada sumber daya lokal (seperti teh Chiang Rai) untuk ekspor global.


4️⃣ Perang Baru Akan Datang ⚔️: Raksasa Tidak Selalu Menang

Banyak yang merasa putus asa bersaing dengan raksasa monopoli. Tetapi Komsan melihat peluang.

Mengapa? Karena teknologi, rantai pasokan, model bisnis, dan—yang paling penting—konsumen telah berubah.

Konsumen modern mendambakan pilihan baru. Ini membuka pintu bagi merek kecil untuk menonjol di mana pemain besar mengabaikan.

Itulah sebabnya Komsan mengincar bisnis toko serba ada—untuk menantang para pemimpin pasar yang sudah lama berdiri.

“If war lasts long enough, peace will come. But if monopoly lasts too long, a new war will begin.”


5️⃣ Waktunya Membangunkan Raksasa 👹: Bertransformasi Menjadi “Demon” dan Berani Berbeda

Bertahan hidup dalam perang baru ini membutuhkan lebih dari sekadar strategi—itu membutuhkan pergeseran semangat.

“Transform into a demon.”

Dengan “demon,” Komsan berarti semangat kewirausahaan yang tak tergoyahkan—penolakan untuk tetap sama. Satu-satunya cara untuk memenangkan hati konsumen adalah melalui perbedaan.

Formulanya:

  • Mulai dari yang kecil → selesaikan masalah khusus.
  • Tingkatkan skala → perluas ke industri yang lebih besar.

Bahkan dia harus beradaptasi—meluncurkan saluran TikTok-nya sendiri dan mempelajari budaya baru.

“The demon in my eyesthe refusal to give up. You can’t stay the same. You must pull out the DNA of an entrepreneur and amplify it. Even I changed. Please, everyone—change.”


📝 Kesimpulan: Setan Seperti Apa yang Akan Anda Jadikan?

Ini mungkin terdengar seperti “bad news,” tetapi sebenarnya, ini adalah panggilan bangun terkeras untuk para pengusaha Thailand.

Masa depan datang dengan cepat. Pertanyaan sebenarnya bukanlah “Will you change?” melainkan:
👉 “What kind of demon will you become to win the next war?”

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *